Jambionline.com Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana buka suara terkait adanya dugaan penolakan dari Rumah Sakit Militer untuk melakukan otopsi terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Wahyu menyebut hal tersebut merupakan kendala teknis, karena tak semua RS memiliki alat yang memadai. "Berkaitan dengan visum rumah sakit. Itu dasarnya adalah teknis. Jadi rumah sakit militer di sekitar tempat kejadian itu tentu punya keterbatasan. Jadi pada tugas-tugas yang bersifat strategis tertentu, rumah sakit tersebut tidak bisa menangani," ucapnya, Senin (11/8/2025).
Dikarenakan RS pertama tidak bisa melakukan otopsi, Wahyu menyebut pihaknya tetap membantu mencarikan rumah sakit yang peralatannya memadai. "Tetapi pada prinsipnya kita bantu, kita laksanakan langkah pada rumah sakit lain sebagai solusi untuk mengatasi autopsi yang pertama dan kedua belum bisa terjadi atau belum bisa dilaksanakan," tuturnya. Sekadar informasi, Prada Lucky tewas karena diduga dianiaya oleh para seniornya. Dalam kasus ini pihaknya telah menetapkan 20 orang prajurit sebagai tersangka.
Dugaan penganiyaan oleh para seniornya ini dilakukan atas dasar pembinaan prajurit. Namun terkait pembinaan itu masih dalam proses penyidikan.
Sumber : nasional.sindonews.com
Social Header